Oriflame With Tiar

Oriflame With Tiar
Agustus 2014 at Duri Sidikalang

Selasa, 22 Februari 2011

spageti Italiano



Spaghetti adalah mi Italia yang berbentuk panjang seperti lidi, yang umumnya di masak 9-12 menit di dalam air mendidih al dente yang artinya tidak lengket di gigi, tidak terlalu mentah ataupun terlalu matang. Cara memakannya bervariasi tetapi yang sangat terkenal adalah Spaghetti alla Bolognese yaitu dengan saus daging cincang lalu ditaburi keju Parmesan parut.
[sunting] Latar Belakang

Hampir setiap orang mengira bahwa spaghetti adalah bakmi yang dibawa pulang oleh Marco Polo dalam perjalanannya dari Tiongkok. Tetapi setelah diselidiki oleh banyak pihak, sejak zaman dahulu kala Bangsa Romawi yang menang dari medan perang selalu menyantap Spaghetti. Sedangkan Marco Polo kembali dari Tiongkok pada tahun 1292.

Spaghetti merupakan salah satu jenis pasta yang telah dikenal oleh bangsa Italia sejak zaman manusia bercocok tanam kira-kira 10.000 tahun yang lalu, dari tepung yang dihasilkan lalu diolah dengan sedikit air dan telur menjadi sebuah adonan yang disebut pasta. Lalu digiling tipis menjadi selembar-lembar, yang merupakan induk pasta yang kita kenal sebagai Lasagna. Kemudian baru berkembang jenis-jenis pasta lainnya seperti Fusili, Penne, Tagliatelle dan lain sebagainya.

Sate Padang


Sate Padang adalah sebutan untuk tiga jenis varian sate di Sumatra Barat, yaitu Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman.

Sate Padang memakai bahan daging dengan bumbu kuah kacang kental (mirip bubur) ditambah cabai yang banyak sehingga rasanya pedas.


Sate Padang Panjang dibedakan dengan kuah sate nya yang berwarna kuning sedangkan sate Pariaman kuahnya berwarna merah. Rasa kedua jenis sate ini juga berbeda. Sedangkan sate Padang mempunyai bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate diatas.
[sunting] Proses pembuatan

Daging segar dimasukkan dalan drum besar berisi air dan direbus dua kali agar lunak menggunakan drum dan air yang berbeda. Daging diiris-iris dan dilumuri dengan bumbu dan rempah-rempah. Sementara air rebusan digunakan sebagai kuah kaldu, bahan membuat kuah sate. Lalu kuah kaldu ini dicampur dengan 19 macam bumbu rempah-rempah yang telah dihaluskan (bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan serai) dicampur dengan berbagai macam cabai. Seluruh bumbu kemudian dijadikan satu dan dimasak selama 15 menit.

Sate sendiri hanya dibakar saat dipesan, menggunakan arang dari tempurung kelapa.

Wisata Melon Dan Semangka



Mungkin anda tahu kota Solo di Jawa Tengah. Cobalah anda naik bis kecil dari terminal tirtonadi ke Seragen. Perjalanan ke sana terutama di pagi hari sangatlah menyenangkan walaupun bisnya ngebut-ngebut semua.

Perjalanan bis akan melalui jalan-jalan kecil di tengah persawahan yang khas Jawa Tengah. Persawahan yang seperti ini dapat kita lihat sejak abad ke 19 dari lukisan-lukisan peninggalan Belanda terutama dari likusan-lukisan mendiang Raden Saleh yang senang sekali melukis pemandangan tanah Jawa dan gunung-gemunung. Juga dapat kita jumpai pada cerita panjang sejarah Jawa dari buku History Of Java karangan Sir Thomas Stamford Raffles.

Sungguh kental nuansa kejawaan di sepanjang perjalanan tersebut. Dimana kita bisa melihat pagi-pagi anak-anak sekolah berangkat ke sekolah sambil berjalan kaki beriringan atau naik sepeda dan para pemuda dan pemudi berangkat kerja naik sepeda motor bebeknya. Padahal jalan kabupaten yang relatif kecil dan sempit tersebut banyak dilalui oleh kendaraan besar seperti bis malam antar kota dan propinsi yang selalu ngebut dengan kecepatan tinggi dan truk-truk besar pengangkut barang. Sungguh sebetulnya jalan yang berbahaya. Bahkan saya pernah melihat di youtube bahwa orang asing saja menjuluki wilayah ini sebagai jalan berbahaya. Ada sebuah rekaman video di youtube yang berjudul Indonesian Crazy Driver yang pengambilan gambarnya di lokasi ini. Bagi mereka orang asing cara mengemudi yang ugal-ugalan di jalan sempit dan ramai memang tidak biasa. Namun bagi kita hal itu sudah biasa. Video tersebut menggambarkan bagaimana seorang pengemudi mobil menjalankan mobilnya dari kota Solo melalui Masaran menuju Jawa Timur. Terlihat bahwa jalanan tersebut ramai dan kencang serta panjang. Lalu pengemudi tersebut melajukan mobilnya menyalip beberapa mobil di depannya sekaligus walaupun dari arah berlawanan ada banyak mobil dan sepeda motor yang dating. Hal ini memang sungguh mengerikan bagi turis asing, sebab di Negara-negara maju di sana tidak ada perilaku demikian.

Persawahan tersebut sesungguhnya indah bila kita tidak perlu terganggu dengan ulah pengemudi yang ngebut-ngebut. Sepanjang mata memandang akan terlihat hamparan permadani hijau yang meliuk-liuk bentuknya dan bertingkat-tingkat. Yang lebih indahnya lagi di pagi hari akan selalu terlihat saputan kabut tebal yang mengambang di atasnya. Diselingi dengan pemandangan pegunungan biru di kejauhan yang dipayungi awan. Juga kerumunan pepohonan dan hutan kecil di antaranya. Sementara banyak burung melintas rendah di atas persawahan tersebut dan menembusi kabut. Sementara itu anda pasti akan melihat rumah-rumah penduduk yang khas jawa dengan atap joglonya dan berpintu gapit serta jendela jeruji kayu dengan pintu kayu kecil penutup jendela. Konon rumah-rumah seperti ini memang peninggalan nenek moyang mereka sejak jaman kerajaan Mataram dulu sehingga hingga kini masih banyak yang dilestarikan walaupun di sekelilingnya banyak ditambahi bangunan baru sehingga bentuknya jadi tidak karuan. Umumnya rumah besar milik keluarga ningrat atau terpelajar biasanya ada pendoponya tempat di mana keluarga dengan anak-anak sering bermain dan berkumpul pada sore hari.

Kabupaten Seragen ini pernah mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang pelayanan masyarakat di jaman presiden Megawati. Semua pelayanannya rapi dan cepat serta gratis sehingga waktu itu pemerintah sangat mengapresiasinya. Dan sejak jaman itu juga mereka para pegawai kabupaten memperkenalkan sergam batik khas Seragennya.

Jalanan ramai ini bila malam hari berubah jadi ajang kebut-kebutan bis malam antar kota dan propinsi yang menuju Surabaya dan Bali. Semua orang tahu betapa berbahayanya hal itu di malam hari bila berkendaraan, namun mereka sendiri para penduduk di sana menganggap hal itu biasa saja.

Bila kita sudah mencapai Masaran maka menjadi banyak persilangan jalan di tengah-tengah hamparan sawah hijau tadi. Dari sini kita akan melihat banyak papan plang penunjuk arah jalan. Maka kita akan melihat sebuah monument Patung Semangka dan Melon di tengah-tengah sawah.

Kabupaten ini memang penghasil melon dan semangka terbesar sejak dari jaman mendiang presiden Suharto. Mungkin inilah hasil dari pembangunan pertanian yang pernah digalakkan oleh beliau. Sehingga waktu itu masing-masing daerah memiliki cirri khas masing-masing sebagai penghasil terbesar komoditas pertanian tertentu. Silahkan bila anda ingin memborongnya dengan harga yang masih murah sebelum jatuh ke pasaran bebas. Melon dan semangka ini banyak dijual di tengah kota maupun di pasar-pasar besar di Masaran maupun Seragen. Namun sayangnya pernah hal ini kurang dihargai oleh pemerintah kita sendiri waktui itu. Di sekitar penghujung akhir masa kediktatoran mendiang Suharto ada banyak sekali impor dan permainan dagang komoditas yang dilakukan oleh para kroninya. Sehingga dampak langsungnya di daerah ini seketika terasa. Buah-buahan local tidak laku karena tergusur oleh buah-buahan impor yang begitu ramai menyerbu pasaran. Sehingga para konsumen beralih ke buah-buahan impor. Akibatnya hasil melon dan semangka di daerah tersebut melimpah dan tidak laku walaupun harga sudah jatuh murah. Padahal para petani telah dengan tekun mengikuti prosedur resmi yang secara rapi telah diatur oleh pemerintah ketika itu termasuk selalu setia mengguanakan pupuk dan pestisida yang dimonopoli oleh pemerintah. Padahal penyalurnya saat itu juga dimonopoli oleh para putera-puteri presiden. Namun sayangnya pemerintah ketika itu tidak melindungi para petani ini dari serbuan komoditas pertanian impor. Sehingga pernah terjadi hingga berton-ton semangka dan melon yang melimpah itu busuk dan terpaksa dimusnahkan. Itulah sekelumit sejarahnya.

Semangka asal kabupaten Seragen ini ada banyak macamnya seperti semangka tanpa biji atau berbiji, atau yang berwarna kuning dan merah. Sedangkan melon ada yang melon berwarna kuning dan melon putih.

Nasi Grombyang Khas Pemalang – Indonesia



Suatu ketika saya pergi mengunjungi teman di Pemalang sebuah kota kecil di pantai utara Jawa Tengah. Teman ini mengalami musibah beruntun yaitu sehabis ibunya meninggal maka tak lama kemudian ayahnya pun menyusul meninggal, oleh karena itu maka saya memutuskan untuk menyempatkan waktu mengunjunginya.

Saya membawa mobil pinjaman dari adik saya dan berangkat berdua dengan seorang teman. Perjalanan di siang hari bolong yang panas lumayan melelahkan apalagi saya mengemudi sendirian dan tidak ada yang menggantikan. Rasa kantuk pertama yang lumayan kuat saya rasakan di penghujung akhir jalan tol Cikampek. Oleh karena itu saya memutuskan untuk istirahat dan tidur sebentar di peristirahatan di antara kumpulan truk-truk.

Setelah badan segar barulah sya melanjutkan perjalanan dan hari mulai sore. Sepanjang jalan setelah Cikampek yang mengherankan adalah jalanan selalu saja macet dan beriringan. Ternyata penyebabnyaadalah selalu saja ada perbaikan jalan atau jembatan. Rasanya hal itu terjadi terus sejak puluhan tahun yang lalu ketika saya kecil. Jadi entah kapan selesainya perbaikan-perbaikan seperti itu. Bila dipikir-pikir kemacetan panjang di jalan panturan tersebut pastilah sangat merugikan dari segi pemborosan bahan bakar minyak dan pemborosan waktu tempuh bagi kendaraan-kendaraan niaga. Hal itu membuat saya tidak kuat lagi dan memutuskan untuk beristirahat lagi di Inderamayu dan Cirebon.

Selepas Cirebon maka jalanan mulai lancar dan ngebut. Apalagi dengan adanya jalan tol Kanci. Selepas jalan tol tersebut maka mulai memasuki jalan biasa namun tetap ngebut karena selalu berbalapan dengan bis malam antar kota. Setiap kali disalip oleh bis malam dalam kecepatan tinggi maka mobil saya yang kecil dan enteng ini terasa oleng terkena kibasan angina yang dibelah oleh bis tersebut.

Menjelang malam hari barulah kami memasuki kota Pemalang. Sebetulnay tujuan akhir kami masih jauh lagi ke luar kota yaitu ke selatan setelah melewati hutan jati yang panjang yaitu ke desa Wanarata. Saya memutuskan untuk beristirahat di sebuah terminal kecil angkot. Karena hari sudah malam maka terminal tersebut kosong. Namun warung-warung makan di sekelilingnya tetap buka walaupun relative sepi pengunjungnya. Disitulah saya mencoba mencari makanan khas Pemalang. Rupanya ibu pemilik warung tersebut tahu maksud saya lalu dia menawarkan hidangan nasi Grombyang. Rasanya lumayang enak dimakan dalam keadaan masih panas. Rasanya gurih sedikit asin seperti nasi rawon. Isinya adalah nasi di mangkuk yang diguyur dengan kuah panas agak hitam seperti rawon dan bercampur daging tetelan dengan daun bawang dan seledri, nikmat rasanya bila dimakan dengan kerupuk atau emping. Dan bila masih kekurangan lauk maka disediakan sepiring penuh sate jeroan dan telur puyuh yang cukup dibayar pertusuk yang kita ambil saja. Sehabis makan rasanya badan jadi hangat dan berkeringat karena rasanya panas oleh bumbu lada dan rempahnya.

Setelah itu kita melanjutkan perjalanan lagi ke selatan hingga ke luar kota Pemalang. Diperjalanan kita masih membeli camilan lagi sebagai teman dijalan agar tidak ngantuk. Dan camilan khas sana adalah Tahu Tegal yaitu tahu goreng tepung yang diisi taoge, renyah dan gurih rasanya hingga rasanya ingin beli lagi. Selain itu ada banyak juga cdemilan di pinggir jalan yaitu Kue Bantal yang diisi dengan kacang hijau. Sambil saya terus mengemudikan mobil ke selatan maka saya pun juga mencicipi cemilan ke dua tersebut. Kota pemalang terletak di tepi pantai sehingga kita setiap hari bisa bebas masuk ke pantai yang dipagari kawat dengan harga masuk yang murah. Pantai Widuri namanya dan pantai itu di permukaan pasirnya banyak terdapat kepiting rajungan kecil-kecil sambil diselingi dengan banyaknya ubur-ubur besar sebesar paying yang banyak terdampar di sana. Sementara tujuan saya adalah menjauhi laut ke pedalaman selatan yang banyak hutan jatinya menuju kea rah gunung Slamet. Kini hutan jati tersebut menanti dalam kegelapan hitam dan kelam harena belum ada penerangan jalanan.